Jumat, 02 Agustus 2019

“Empower Parents, Enable Breastfeeding”, Berdayakan Orang Tua, Untuk Bisa Menyusui.

Breastfeeding week 2019
Ayah, Ibu, Keberhasilan menyusui ditangan kalian!

      Menyusui, kata yang sangaaat sering kita dengar. Memang mudah diucapkan, tapi tidak semua ibu mudah dan mampu melakukannya. Itulah mengapa, menyusui dijanjikan akan diberikan pahala yang besar oleh Tuhan.
Menyusui merupakan hal kecil namun dipengaruhi banyak faktor. Baik dari dalam diri ibu sendiri maupun dari luar diri. Peran orang – orang terdekat, apalagi suami, sangatlah dibutuhkan oleh ibu menyusui. Karena keberhasilan menyusui tidak hanya ditangan ibu, tapi juga ditangan orang – orang terdekat ibu dan bayi.
      
      Apakah semua bisa membayangkan repotnya menjadi ibu? Setelah melewati fase kehamilan dan persalinan yang juga amat sangat berat, ibu dituntut untuk memasuki dunia baru dengan banyak kebutuhannya. Kebutuhan akan kekuatan diri dalam masa penyembuhan bekas persalinan (entah itu proses persalinan normal maupun SC), kekuatan untuk merawat bayi yang baru saja hadir dalam kehidupan ibu, kekuatan untuk tetap melaksanakan tugas – tugas sebagai istri dan ibu dari anak-anak yang lain, dan kekuatan – kekuatan lainnya yang harus ibu miliki.
Tapi sayangnya tidak semua orang – orang terdekat ibu memahami kebutuhan—kebutuhan ibu tersebut. Beberapa ibu hingga harus mengalami postpartum blues, dan keadaan ini akan membuat semakin jauhnya keberhasilan menyusui.

      Peran suami, sebagai orang terdekat ibu, sangaat dibutuhkan. Tak hanya kebutuhan materiil yang wajib diberikan oleh suami, namun kebutuhan akan perlindungan dan curahan kasih sayang amat sangat dibutuhkan. Dibutuhkan kepekaan suami akan kebutuhan ibu kapanpun dan dimanapun.
  • Bisa dengan menawarkan bantuan kepada ibu untuk mengerjakan tugas rumah
  • Menawarkan makanan yang diinginkan oleh ibu
  • Membantu ibu merawat si bayi
  • Memeluk istri yang sedang menyusui
  • Membisikkan kata – kata sayang sebagai penyemangat
  • Juga bisa hanya membelai kepala ibu,

      menurut saya hal –hal sepertini adalah hal yang bisa dilakukan tanpa modal tapi membawa banyak energy positif  untuk ibu menyusui. Hal ini akan membuat Ibu menjadi rileks, tenang, bahagia, sehingga produksi ASI semakin lancar.


Kemudahan Informasi Di Era Digitalisasi

    Sebagai Insan yang hidup di era serba digital,kapan pun dan dimanapun kita dapat mengakses informasi hanya dengan sentuhan jari dari gadget di tangan kita. Kemudahan akan informasi sangat terbuka lebar. Sebagai seorang suami juga sangat mudah untuk mengakses info tentang menyusui. Banyak web, blog, maupun akun instagram yang memberikan info – info pengalaman tentang menyusui, bahkan ada beberapa akun IG yg pemiliknya adalah bapak-bapak yang konsen sekali dalam dunia per-ASI-an. Bagi para suami yang malu bertanya untuk sekedar mencari informasi, bisa mencari info dari akun tersebut, mungkin dengan sesame gender akan membuat para suami tidak malu dan ragu untuk bertanya. Semua kembali lagi, demi mendukung keberhasilan proses menyusui.

     Untuk para ibu menyusui, bisa mengakses informasi tentang menyusui dari berbagai sumber. Sudah mulai banyak konselor menyusui yang bisa dihubungi melalui chat WA atau pun media social lainnya. Beberapa akun di instagram yang dimiliki oleh ibu – ibu menyusi juga memberikan banyak pengalaman menyusui mereka, bagaimana cara meningkatkan produksi ASI, bagaimana cara menjaga proses menyusui untuk ibu bekerja, cara untuk managemen ASI, dan banyak info lainnya.

      Pasangan harus bekerja sama, dan memiliki tekad kuat untuk memberikan yang terbaik untuk bayi, demi generasi yang lebih baik. Banyak godaan dari luar yang mungkin akan menggoyangkan semangat dan tekad ibu untuk berhasil menyusi, mulai dari keluarga besar, missal orang tua ataupun mertua yang masih menerapkan cara – cara lama dalam memberikan asupan untuk bayi. Namun jika pasangan sudah memiliki banyak bekal pengetahuan, akan memperkuat semangat sehingga tidak mudah tergoda untuk berhenti menyusui bayi.


Menyiapkan Pasangan Yang Pro ASI

      Bagi yang masih menjadi calon Ibu, hal yang tak kalah penting yaitu menyusun rencana kedepan bersama pasangan. Kita harus mulai mengedukasi pasangan dan keluarga untuk mendukung ibu memberikan ASI penuh untuk bayi nya kelak. Pemberian edukasi secara rutin, perlahan namun pasti. Berikan pandangan – pandangan positif tentang manfaat ASI untuk bayi dan ibu. 

Buat para suami dapat mengerti akan kebutuhan ibu menyusui. Jika diperlukan, rincikan apa - apa saja yang ibu butuhkan selama menyusi, berapa biayanya, apa saja manfaatnya. Berikan rincian pula tentang kebutuhan biaya apabila bayi harus mengkonsumsi susu formula, apa saja hal - hal yang harus dilakukan apabila bayi mengkonsumsi susu formula. Bandingkan, dan terangkan kepada suami, buat mereka mengerti dan paham, mana yang lebih praktis dan menguntungkan. Baik menguntungkan dari segi material, kerepotannya, dan keuntungan jaminan kesehatan bayi jangka pendek dan panjangnya. Semua bisa dilakukan saat  berbincang santai, tanpa ada paksaan dan tekanan, namun penuh edukasi. Sehingga akan sangat membantu ibu, ketika fase menyusui itu telah tiba..


ASI, ASI, dan ASI, demi generasi yang lebih baik!!

Jumat, 12 Juli 2019

Perjuangan Mutasi Kementrian Kesehatan , berjuang mendapatkan "Surat Sakti" yang Mengumpulkan Kami Kembali

Bismillah...
*Ini adalah perjalanan proses mutasi saya, yang saya uraikan secara singkat dan mungkin dengan nama-nama instansi yang tidak saya perjelas..

Saya adalah seorang pegawai negeri di salah satu instansi pendidikan di bawah naungan Kementerian Kesehatan.
Alhamdulillah saya diterima menjadi pegawai di daerah Indonesia agak Timur. Karena waktu itu saya mengiukuti suami yang sedang dinas disana.. saya waktu itu nekat mendaftar karena statusnya adalah pegawai pusat, yang kemungkinan akan lebih mudah misal mau mengajukan mutasi..

Suami sy juga pegawai negeri dibawah naungan Kementrian yang lain, dimana di instansi suami saya, mutasi itu merupakan hal yang rutin. daaaan.... sampailah di saat itu, dimana saya harus ditinggalkan sendiri di tanah rantau..karena suami mendapatkan SK mutasi.. dan mau tak mau saya pun untuk sementara tertinggal di Kota rantau ini..

Memang semua usaha itu tidak akan ada yang sia - sia, dari yang dibilang mustahil pun jika Allah sudah berkehendak, jadilah.

Saya diangkat di penerimaan CPNS tahun 2013, dan mulai masuk kerja di bulan Febuari tahun 2014.

Dari awal sebenarnya ada rasa takut unutuk menjalani dunia kerja ini, karena saya tau, saya mendaftar di instansi di Tanah Rantau, meski statusnya adalah pegawai Pusat, tapi tetap saja saya terikat kontrak untuk tidak mengajukan pindah minimal 5 tahun.. dan dilain pihak di instansi suami sy dituntut untuk siap mutasi kapan pun.. lalu bagaimana dengan nasib sy kelak? apalagi dari awal ditempatkan, suami sy sudah berusaha mencari jalan untuk bisa mutasi ke Ibu Kota..

Akhirnya dengan selalu ada kekhawatiran dalam hati, kami jalani itu semua.. Alhamdulillah semuanya lancar...

hingga akhirnya apa yg saya takutkan terjadi., pada november 2016 (masa kerja saya baru 2 tahun 9 bulan dari masa cpns) suami saya mutasi ke Ibu Kota.. mau tak mau saya harus tertinggal karena saya tak mungkin bisa langsung mengikuti suami tanpa melalui proses mutasi..

akhirnya saya pun melangkah mulai mengurus proses mutasi pada bulan Desember 2016 (yang waktu itu menunggu masa setelah Hari Raya Natal). Memang seperti yang kita bayangkan bahwa tidak akan semudah itu saya bisa mutasi..

Dimulai dari bulan Desember 2016, saya menghadap Direktur.. Respon beliau baik, positif, tapi juga memikirkan banyak hal.. Jadi awalnya saya ditawari untuk tugas belajar saja di Ibu Kota, agar bisa bersama selama saya menjalani tugas belajar.. (tapi ini  bukan solusi yang baik menurut kita, karena sy tau, masa jabatan Direktur saya akan segera habis, lalu bagaimana nasib saya sepulang saya sekolah.. padahal nanti akan ada kontrak untuk tugas belajar untuk mengabdi di instansi asal 2n+1, jadi kita tidak mau ambil pusing dengan solusi ini). Kemudian Direktur hanya memberikan wejangan untuk tetap bersabar, semua akan di proses meski belum bisa menentukan kapan waktunya...
akhirnya kita pulang dengan hasil yang masih mengambang..

Desember 2016, suami saya mencoba mencari LOLOS BUTUH untuk saya di Instansi yang sama dengan instansi sy sebelumnya, namun di Tolak.. akhirnya suami kembali mencari LOLOS BUTUH di Pusat, dan alhamdulillah saya akan diterima, meski dengan TUPOKSI dan jabatan yang jauh berbeda, kita pikir tak masalah..yang pinting saya bisa segera pindah...

Bulan Januari 2017, saya menghadap atasan langsung.. Respon beliau sangaaat buruk.. tapi saya tetap merasa tenang, karena keputusan atasan langsung saya ini tidak ada pengaruhnya untuk proses mutasi saya...

Saya sempat dipanggil bagian kepegawaian dan dikatakan telah melangkahi mereka karena proses minta lolos butuh tanpa sepengetahuan mereka.. (sebenarnya ini tidak akan masalah, karena menurut info yang kami terima memang kita harus mencari tempat yang dituju dulu, kemudian LOLOS BUTUH itu diubawa keinstansi yg mau ditinggalkan, dan instansi yang ditinggalkan mengeluarkan surat LOLOS LEPAS, yang kedua surat lolos butuh dan lepas itu dikirim ke pusat... tapiiii agak kurang beruntungnya saya yaitu saya mendapatkan LOLOS BUTUH di kantor pusat (B**SDM*)..) jadi disanalah proses mutasi diurus, jadi saya seperti minta pindah langsung kesana tanpa melalui ijin kepegawaian, meskipun saya sudah ijin kepada direktur. dan saya diancam, bahwa saya bisa pindah setelah kontrak saya 5 tahun habis, atau sama saja dengan minimal 2 tahun lagi.. Tapi saya tetap tutup telinga aja, istilah orang jawa yaitu "Ndableg".. yang penting saya bisa pindah..

Sejak saat itu, setiap saat saya bertemu direktur, saya selalu menanyakan tentang bagaimana mutasi saya, kapan saya diijinkan untuk pindah, kapan..dan kapan... dan hal itu terus - terus saja saya tanyakan.. pendekatan yang lain juga saya lakukan, sering sekali saya kirim kue ke rumah Direktur meskipun sering Direktur sedang tidak ada dirumah.. Dilain pihak, suami saya juga tetap mencari - cari cara agar saya bisa segera pindah..

Juli 2017, saya hamil... dan alhamdulillah mungkin itu juga rejeki yang diberikan Allah untuk saya bisa segera pindah.. Setiap bertemu direktur, saya selalu menyampaikan, bahwa kondisi saya sedang hamil, semoga bisa melahirkan ketika sudah di tempat yang baru... ( tidak bisa membayangkan kalo setelah melahirkan dan waktu cuti habis saya harus membawa bayi saya terbang ke tanah Rantau ini)

Lupa bulan apa di tahun 2017, karena saya merasa berat, saya menghadap direktur, dan menyatakan untuk resign... tapi Direktur menyampaikan keberatan dengan pernyataan saya... dan lagi - lagi menyampaikan untuk bersabar... Beliau akan segera meng ACC permohonan saya, hanya masalah waktu saja... karena ada beberapa orang yang mengajukan mutasi, jadi Beliau akan memproses secara bertahap..

OK, dengan tetap berjuang mencari jalan..... saya menjalani kehidupan saya disini bersama satu anak laki - laki saya...

Oktober 2017, permohonan saya di ACC...

November 2017, permohonan mutasi saya di kirim ke pusat...

Akhir Desember 2017, kita cek ke Pusat, ternyata proses saya sedikit berhenti karena menurut bagian kepegawaian, baiknya saya pindah ketempat dengan instansi yang sejenis agar TUPOKSI saya tetap bisa berlanjut... akhirnya suami kembali mendatangai instansiu yang awalnya menolak usulan saya, dan Alhamdulillah karena disana banyak yang akan memasuki masa pensiun permohonan saya DITERIMA...

Akhir Januari 2018 Surat masuk ke Biro Kepegawaian.. dan kebetulan peejabat yang berwenang sedang DL, jadi menunggu beberapa saat untuk SK berhasil di TTD...

Per 1 Februari 2018, SK Mutasi keluar..

Dan alhamduilillah semua terjadi atas kehendak Allah,  saya bisa mutasi sebulan sebelum saya melahirkan... Trimakasih kepada suami yang benar - benar berjuang untuk memindahkan saya.. selalu tutup mata siapa saja akan dia temui asal bisa membantu lancarnya proses mutasi saya..

setelah berhasil pindah, hikmah dari yang kami terima yaitu manfaat Silaturahim.. jangan pernah malas bersilaturahim, karena siapapun orangnya, suatu saat kita akan membutuhkan pertolongannya..
Jangan malas memulai berkomunikasi.. Selama proses menunggu saya dilepas, kami seriiing sekali kontak atasan saya, baik melalui WA maupun mendatangi rumahnya langsung. Jangan pernah malu atau takut untuk menanyakan kabar perjalanan proses mutasi kita, karena itu akan sangat membantu jika ternyata proses berhenti ataupun ada berkas yang ternyata kurang..

Untuk yang masih berjuang dalam proses mutasi, semoga semuanya dimudahkan.. amiin

Kamis, 19 Oktober 2017

Tata Krama Diajarkan, Bukan Bawaan !



Saya jadi terfikirkan untuk coba menguraikan tentang tata krama pada anak dalam bentuk tulisan ini, karena saya terkaget mendengar respon orang tua yang ketika anaknya diingatkan untuk lebih sopan dan tenang, malah berkata – kata “Anakku tidak bisa dibegitukan, dia biasa semau-maunya, dia akan semakin marah jika dilarang”,

Hello mom,,, tahukah dirimu tentang tata krama itu berasal dari mana??
Anak kita itu tidak dilahirkan langsung jadi anak yang patuh, taat, dan tau aturan yaa… Dari mana semua itu yaa dari kita, orang tua yang pertama kali mendidik anak – anak kita.. Jadi tidak ada kata-kata yang seperti emak sampaikan tadi yaa..

Anak merupakan peniru yang ulung. Kita sebagai orang tua sudah sering membuktikan kan pastinya yaa? Kalo belum, coba deh kita satu kali saja berbicara bahasa yang tidak pantas (keceplosan misalnya), anak pasti akan langsung mengingat dan sering menirukan jika kita tidak menjelaskan maksudnya. Anak membutuhkan role model. Yaa, role model terdekat anak – anak adalah orang tua. Kita sebagai orang tua sejak kecil juga sudah diajarkan tata karma oleh orang tua. Apalagi saya sendiri sebagai anak jawa, juga diajarkan bagaimana itu unggah ungguh (tata krama dalam bahasa jawa sering disebut uanggah – ungguh ). Meski dulu kita sewaktu kecil juga tidak tahu, bagaimana berprilaku dan berkmunikasi dengan santun, tetap berkat ajaran orang tua menjadi tau tentang itu semua, sehingga kita bisa survie dikehidupan sosial. Nah.. Ketika sudah menjadi orang tua, siap atau tidak siap kita dituntut untuk menjadi pribadi yang santun agar dapat menjadi contoh anak – anak kita.

Orang tua membutuhkan ketlatenan dan kesabaran dalam mendidik anak. Karena semua itu tidak semudah mencoret – coret kertas kosong . Sseperti halnya kita belajar menulis yang tidak mudah jika kita tidak tlaten atau rajin dalam melatih kemampuan kita untuk menulis.  Nah.. anak pun begitu.. Anak akan terbiasa jika hal tersebut dilihatnya, didengarnya, dan dilakukannya berulang – ulang. Seperti halnya terkadang anak suka berdiri atau naik diatas kursi, jangan pernah lelah untuk mengingatkan bahwa kursi merupakan tempat untuk duduk, bukan untuk berdiri. Sekali anak menurut, semisal lain kali anak mengulanginya, cobalah ingatkan kembali tentang fungsi kursi itu lagi. Capek sih yaa, bahkan terkadang jengkel juga atau bahkan sering muncul kata “sudah dikasih tau berkali – kali kok bla.. bla.. bla… “(Pengalaman pribadi saya juga sih.. ) Tapi begitulah anak – anak. Mereka masih mengulang hal – hal yang menyenangkan buat mereka, meski belum bisa memikirkan apakah itu tepat atau tidak. Tapi.. jangan pernah menyerah dan lelah jika kita bermimpi memiliki anak – anak yang santun yaa..

Orang tua juga butuh jurus “tega”. Kalo menurut saya lebih cocok dibilang tega, karena kita seharusnya tidak membiarkan anak semau – maunya tanpa arahan yang baik dari orang tua meski bagi anak – anak itu tidak menyenangkan. Misalnya saja ketika anak rewel minta minum dot, sebelum anak mau mengatakan “ibuk, minta tolong buatkan susu”, saya tidak akan beranjak untuk membuatkan. Atau ketika minta dibukakan bungkus permen, ajari anak untuk mengatakan “ibuk, minta tolong bukakan permen ini”, sebelum keluar kata – kata itu, jangan dilayani. Karena terkadang anak juga merasa gengsi untuk menyampaikan kata – kata “tolong”, “terima kasih”, ataupun “permisi”. Jadi jangan biarkan gengsi merajai anak kita tapi mereka tetap mendapatkan apa yang mereka mau. Biasanya ke-gengsian itu muncul karena anak jarang mendapatkan kata – kata itu dari rang tua, sehingga mereka tidak terbiasa.  

Jurus yang lain yaitu bisa dengan memanfaatkan kesenangan anak. Anak paling suka dengan bermain dan mendengarkan cerita. Selain dengan diajarkan contoh secara langsung, orang tua bisa dengan memberikan game – game atau memberikan buku – buku bacaan yang bertemakan tata krama. Ingat yaa, bahwa buku itu tidak hanya konsumsi anak – anak yang sudah bisa membaca. Orang tua bisa berperan aktif menjadikan anak memahami isi buku dengan membacakannya.  Menurut pengalaman saya, hal ini juga jurus yang sangat jitu, karena jika anak – anak melakukan hal – hal yang tidak santun, kita tinggal mengingatkan terhadap tokoh – tokoh yang ada di cerita yang pernah saya bacakan, dengan sendirinya anak akan cengar – cengir dan mengingat bahwa hal yang baru saja dilakukanya itu tidak baik.

Yuk mom,,, belum terlambat kok dalam hal mengajarkan sesuatu kepada anak.. jangan sampai kita gagal mendidik anak karena kita tidak mau berepot – repot ria terhadap segala tetek mbengeknya… (bahasa apa ini y? hehe)

#self reminder
#marimenulis
#pecintaliterasi

Sabtu, 05 Agustus 2017

Yuk, Bekerja Bersama Untuk Keberlangsungan Pemberian ASI !!



#World Breastfeeding Week 2017


Kita masih diberi kesempatan bertemu lagi dengan pekan ASI Sedunia di tahun 2017. Berarti kita diingatkan kembali sudah seberapa jauh peran kita dalam mendukung pemberian ASI Eksklusif. Tema yang diusung pada Pekan ASI Sedunia tahun 2017 ini adalah “Sustaining Breast Feeding Together”. Tema ini dirujuk oleh Kementrian Kesehatan Indonesia menjadi “Bekerja Bersama Untuk Keberlangsungan Pemberian ASI”. Dimana Kementrian Kesehatan mendorong peningkatan ASI sebagai pemenuhan hak anak dan kewajiban ibu.
Kewajiban ibu tidak hanya hamil melahirkan dan merawat bayi saja, tapi WAJIB memberikan makanan terbaik untuk bayi, dan makanan terbaik untuk bayi adalah ASI. Pemberian ASI diharapkan hingga 2 tahun dan minimal 6 bulan usia bayi. Untuk dapat memberikan makanan terbaik ini ibu diharapkan mampu mempersiapkannya sejak masa kehamilan. Dilanjutkan dengan masa melahirkan dengan proses Inisiasi Menyusui Dini. Namun untuk mencapai keberhasilan itu semua, ibu dalam memberikan ASI Eksklusif membutuhkan DUKUNGAN dari semua pihak, semua pihak yaa jadi tidak hanya ibu dan bayi itu sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemauan dan kemampuan ibu untuk menyusui. Selain faktor dari diri sendiri seperti pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri, yaitu dukungan dari keluarga, orang – orang terdekat, pemerintah, tenaga kesehatan, dan pihak – pihak swasta sangat dibutuhkan demi suksesnya pemberian ASI eksklusif.
Yang pertama dimulai dari dukungan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan diharapkan mampu mengedukASI para ibu hamil beserta keluarga untuk mampu memberikan ASI eksklusif untuk bayi, dilanjut dapat melakukan proses Inisasi Menyusui Dini pada saat proses persalinan. Jangan sampai yaa tenaga kesehatan menjadi partner dari produsen susu formula dengan iming – iming banyak bonus, akhirnya gantian mengiming – iming ibu bersalin untuk langsung memberikan susu formula.
Dukungan dari keluarga, utamanya dukungan suami sangatlah berarti bagi ibu menyusui. Dukungan yang dibutuhkan tidak hanya berbatas pada pemenuhan kebutuhan materi.  Dukungan secara psikologis pun tak kalah penting. Ibu akan merasa senang dan bersemangat ketika suami peduli bahwa istrinya sedang dalam keadaan menyusui. Suami bisa mengingatkan jadwal makan dan minum untuk ibu, menyiapkan kebutuhan untuk ibu menyusui, mengambil alih beberapa pekerjaan rumah, mengajak jalan – jalan, atau bahkan sekedar menemani mengobrol agar ibu merasa rileks. Karena rileks juga salah satu kunci lancarnya produksi ASI, selain kebutuhan nutrisi ibu sendiri.
Dukungan orang – orang terdekat, seperti orang tua maupun mertua, paman bibi, bahkan tetangga juga akan berpengaruh. Masih banyak ibu – ibu muda yang sangat patuh kepada orang tua / mertua sehingga ketika banyak saran - saran tentang cara pengasuhan bayi jaman dulu diajarkan, akan selalu diikuti. Banyak yang orang tua yang menyarankan untuk memberikan MPASI sejak 1 atau 2 bulan, agar bayinya cepat besar dan kuat. Bahkan banyak dorongan untuk memberikan susu formula. Pada kasus ibu dengan status bekerja yang meninggalkan bayinya dan menyerahkan pengasuhan ditangan orang tua maupun pembantu, akhirnya tidak mau repot untuk memberikan ASI hasil perahan, dan takut merepotkan orang tua / pembantu dirumah untuk menghangatkan ASI perahan, akhirnya lebih memilih untuk memberikan susu formula yang lebi praktis dalam penyajiannya. Nah disinilah peran orang – orang terdekat dibutuhkan. Yuk, jangan hanya kalah dengan rasa malas dan repot, semua hal tidak ada yang repot jika dari dalam hati sudah tertanam niatan baik. Syukurnya sekarang sudah banyak juga eyang – eyang yang sudah melek informasi tentang pemberian ASI eksklusif. Juga banyak tempat – tempat daycare yang sekarang ini mendukung pemberian ASI Eksklusif untuk baby yg dirawat. Fasilitas antar jemput ASI perahan pun sudah ada. Semoga kemudahan – kemudahan ini akan membuat ibu semakin bersemangat untuk meluangkan waktu memerah ASI yaa.
Ditempat bekerja ibu menyusui pun juga harus mendapatkan dukungan penuh dari teman – teman disekitar. Diharapkan teman – teman mampu menunjukkan kepedulian terhadap kondisi ibu menyusui, dengan memberikan perhatian, dan kesempatan untuk ibu menyusui atau memerah ASI. Pahami bahwa ibu menyusui juga membutuhkan banyak waktu rileks, jadi jangan terlalu membebani ibu menyusui dengan banyak pekerjaan. Tenang saja, ibu menyusui itu tidak selamanya. Namun dengan status ibu menyusui jangan digunakan sebagai alasan untuk malas – malasan bekerja yaa. Manfaatkan status “spesial” ibu menyusui dengan sebaik – baiknya, karena status itu tak mudah untuk dijalani dengan niat dan tenaga yang biasa – biasa saja.
Dukungan pemerintah, ditunjukkan dengan memberikan kebijakan cuti kepada pegawainya diharapkan mampu mendukung ibu untuk memberikan ASI dimasa cutinya dan dilanjut hingga minimal 6 bulan. Tapi hingga saat ini aturan cuti masih berbatas hingga 3 bulan saja, harapannya semoga aturan cuti melahirkan di negara kita segera diperbarui minimal 6 bulan masa menyusui, agar pemberian ASI eksklusif bisa maksimal. Dukungan pemerintah yang lain ditunjukkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 15 tahun 2013 tentang cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerah ASI, agar para ibu menyusui mendapatkan tempat yang nyaman untuk menyusui ataupun memerah ASI.
Saat ini di tempat – tempat umum seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata, sudah banyak yang menyediakan nursery room, dimana ibu bisa menyusui bayinya disitu, atau memerah ASI, sehingga tidak merasa malu dan risih jika harus menyusui bayi.
Kita harus mampu mengedukASI ibu – ibu hamil untuk bisa mempersiapkan masa menyusui dengan baik, sehingga ketika proses bersalin terlewati tidak ada alasan lagi untuk tidak memberikan hak ASI secara penuh untuk bayi. Jika semua pihak mampu bekerjasama dalam memberikan dukungan terhadap ibu menyusui, bukan hal yang mustahil kita mampu mencetk generasi penerus bangsa yang unggul, karena nutrisi yang didapatkan oleh bayi di awal kehidupannya pun merupakan nutrisi berkulitas.


*Meski saya tidak dapat memberikan pelayanan secara langsung terhadap pasien ibu menyusui, setidaknya saya dapat berpartisipasi aktif dengan apa yang saya mampu. Semoga tulisan – tulisan saya disetiap pekan ASI sedunia dapat mengedukASI ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklusif, juga pihak – pihak yang bersinggungan dengan ibu menyusui untuk mendukung suksesnya pemberian ASI Eksklusif.

Rabu, 19 Juli 2017

Kedua.. Dan Tetap Indah

Bismillah...

Alhamdulillah masih diberikan kenikmatan untuk masih bisa bernafas dsampai detik ini..
Dan alhamdulillah wa syukurilla ketika Allah memberikan amanah yang kedua kepada saya.. amanah besar, amanah yang tak mudah, amanah yang insyaAllah akan membawa saya ke Surga.. amiin amiin yaa robbal Alamin...

Disaat kita jauh, disaat kita sedang menikmati ujian berpisah jarak, disitulah Allah melihat kesiapan kita, dan Allah menambah kenikmatan kita.
Yaa.. disaat kita berpisah selama hampir 9 bulan, saya di Kupang, bapak syahdan di jakarta, dan Mas Syahdan di Mranggen, datanglah calon bayi kedua kita..
Tanggal 16 Juli 2017, merupakan hari minggu pagi, saya niatkan untuk memeriksa urin hcg karena saya merasa sudah terlambat haid 6 hari. dengan HPHT 12 Juni, insyaAllah usiamu 5 minggu di hari itu nak..

 Semua senang dengan kehadiranmu nak.. termasuk kakakmu Muhammad Syahdan Arka Putra. mas syahdan seneng banget.. dia teriak - teriak kegirangan dan segera menyampaika berita itu keteman - temannya.
ada cerita lucu tentang mas syahdan.. (percakaan via telepon)
Ibuk : Mas.. seneng g mau punya adek?
Mas syahdan : iya.. seneng.. uhuuui uhuui... aku mau punya adek..
Ibuk : mas udah nyiapin namanya siapa mas kalo cewek :
Mas syahdan : Syahnas Anisa Putri
Ibuk : Kalau Cowok?
Mas syahdan : aku g mau cowok...
Ibuk : nah... kita kan g tau nanti lahirnya cowok apa cewek.. makanya kalo mas pengen cewek, mas sholatnya yang lebih rajin nggih.. habis itu berdoa kalo minta adek cewek..
(setelah ngobrol beberapa saat)
mas syahdan : Na ibuk udah nyiapin belum kalo cowok..
ibuk : belum mas... besok kita siapin sama - sama yaa...
Mas syahdan : iya...
Alhamdulillah... semoga nanti kamu bisa menerima dengan gembira adek cewekmu atau adek cowokmu..

saya senang sekali karena mas syahdan ternyata juga perhatian sekali terhadap kehadiranmu..
Mas syahdan : ibuk.. ibuk udah periksa belum? kayak ibuknya mb ama tu...
Ibuk : Belum mas...
Mas syahdan : kalo ibuk periksa aku ikut yaa...
ibuk : iya...
Mas syahdan : ibuk jangan periksa dulu yaa.,. tunggu aku dateng yaa..
Ibuk : iyaa....
Subhanallah.. ibuk seneng banget mas dengernya...

Bersyukur ketika mengetahui kehadirannya, saya baru saja membaca buku "Segenggam Iman Anak Kita" karya Muhammad Fauzil Azim. Dimana di dalamnya juga di berikan kita mempersiapkan anak mempunyai adik baru.
 Dari hasil yang saya baca bisa saya simpulkan bahwa yang paling utama adalah menyiapkan psikologis sang kakak. Karena kita harus mengantisipasi timbulnya sibling rivalry, kecemasan berpisah dengan ibu, keinginan untuk menguasai, manarik diri, sampai kecemburuan. Dan kunci utama untuk mengatasi hal itu adalah KOMUNIKASI. InsyaAllah dengan komunikasi yang positif, kita bisa mengkondiikan kakak siap mempunyai adik, merasa asyik punya adik, mempunyai tanggung jawab dan kepercayaan. Bismillah.. semoga bapak dan ibuk mampu menyiapkan psikolgismu yaa mas syahdan..

Dengan kehadirannya, saya berusaha mencukupi kebutuhan untuk perkembangannya. Nanya sana sini, serching sana sini, dan akhirnya memantapkan pilihan di vitamin satu ini.. Semoga ibuk slalu bisa mendukung pertumbuhan dan perkembanganmu selalu yaa nak.. bismillah, kita pasti bisa melewati semuanya dengan indah.
 Meski saya sendiri disini, saya tetap memberikan afirmasi positif untuk menenangkan hati dan pikiran saya. Saya harus bisa melewati semuanya, harus mandiri, dan harus kuat. InsyaAllah sebentar lagi kita aka berkumpul bersama, Saya Yakin itu, dan Yakin kepadaNya akan mengabulkan doa - doa saya. Semoga dengan kedua kalinya hamil dalam keadaan LDM ini akan membuat anak - anak kita kelak menjadi anak - anak yang mandiri.. InsyaAllah...


Kupang, Rumah Dinas Pajak Naikoten
19/7/2017 20.59 WITA

Jumat, 05 Mei 2017

“ Gerakan Masyarakat (Germas) di Hari Bidan International 2017”

Tanggal 5 Mei diperingati sebagai hari bidan internasional atau International Day Midwifery (IDM). Tema yang diangkat oleh International Confederation of Midwifes (ICM) di Hari Bidan Internasional tahun 2017 yaitu “Midwives, Mothers, and Famililies: Partner For Life!”. Bidan, ibu dan keluarga diharapkan mampu membangun kemitraan untuk kehidupan yang lebih baik. Kemitraan dibutuhkan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan. 
Setiap tahun, kira – kira 287.000 wanita meninggal karena penyebab yang seharusnya dapat dicegah terkait Kehamilan dan persalinan. Secara global 2,7 juta bayi meninggal setiap tahun di bulan pertama kehidupan mereka dan jumlah yang sama lahir mati, sebagian besar kematian ini seharusnya bisa dicegah dengan menjalin kemitraan yang kuat antara bidan dan masyarakat. Bidan harus bisa merangkul masyarakat untuk sadar akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. Karena dari ibu yang sehat akan melahirkan bayi sebagai generasi penerus bangsa yang sehat pula. 
Selama ini di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya daerah pedesaan  masih banyak warga yang lebih percaya kepada dukun bayi dari pada kepada bidan (di pedesaan persalinan dukun sebesar 50-60%). Pertolongan persalinan oleh dukun dapat menimbulkan berbagai masalah dan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi dalam masa satu bulan pertama. Dukun tidak dapat mengetahui tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan. Akbiatnya terjadi  kematian janin dalam rahim, ruptur uteri, perdarahan (akibat pertolongan salah, robekan jalan lahir, retensio plasenta, plasenta rest), dan bayi mengalami asfiksia, infeksi, atau trauma persalinan.
Peran  profesi bidan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) adalah ikut mensukseskan target ketiga, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi. Yang tidak kalah penting, sejak November 2016, Pemerintah mulai mencanangkan Gerakan Masyarakat Sehat atau yang lebih dikenal dengan GERMAS, yaitu suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Germas harus dimulai dari lingkup keluarga, karena keluarga merupakan lingkup terkecil dari masyarakat. Bermula dari rumahlah kebiasaan hidup mulai terbentuk. Dalam mensukseskan gerakan ini, Bidan juga memiliki peranan yang sangat besar. Dari 12 indikator kesusesan program GERMAS, 5 diantaranya (indikator gizi, kesehatan ibu dan anak) merupakan tugas utama bidan, yaitu Keluarga mengerti program keluarga berencana (KB), Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar, Balita mendapatkan imunisasi lengkap, Pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan, dan Pemantauan pertumbuhan balita. Dalam melaksanakan perannya, bidan akan lebih mudah jika telah berhasil menjalin kemitraan dengan masyarakat. Bidan harus mampu melakukan kampanye dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Sehingga produktivitas masyarakat meningkat dan mengurangi beban biaya kesehatan. Membangun kepercayaan terhadap tenaga kesehatan adalah titik pentingnya, karena dengan kepercayaan itu masyarakat akan datang tanpa harus diminta.
Dalam konteks Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Tahun 2015 jumlah kematian ibu mencapai 178 kematian atau 133/100.000 kelahiran hidup, dan jumlah kematian bayi 1.388 jiwa atau 11/1000 kelahiran hidup. Masih menjadi PR bagi Pemerintah Provinsi untuk terus menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan bidan lah salah satu dari ujung tombaknya. Karena bidan adalah profesi yang paling dekat dengan masyarakat. Bidan diharuskan mampu memberikan pelayanan primer, sekunder, tersier, serta fungsi promotif untuk menjaga kesehatan masyarakat. Tenaga kerja bidan, dengan sistem kesehatan yang baik, dapat mendukung wanita dan perempuan untuk melewati masa remaja dengan sehat, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menyediakan pendampingan di sepanjang kehamilan dan kelahiran, serta menyelamatkan nyawa bayi yang lahir terlalu awal. Mari kita lihat rasio jumlah tenaga bidan di Propinsi Nusa Tenggara Timur,  rasio bidan per 100.000 penduduk kabupaten/kota di NTT berkisar 13,6–119,1 dengan rasio tertinggi Kab. Flores Timur dan terendah Kab. Kupang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 100 bidan per 100 .000 penduduk, tingkat provinsi, dan 76% kab/kota belum memenuhi target (Sumber : Badan PPSDM Kesehatan 2013). Padahal jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan yang cukup akan sangat membantu dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Menjadi PR juga untuk pemerintah provinsi untuk mengatasi persoalan ini.
Pemerataan tenaga bidan di Nusa Tenggara Timur juga diperlukan, agar tenaga bidan tidak hanya berpusat di kota saja, tapi mampu menjangkau daerah pedesaan yang masih susah dalam akses kesehatan dan kesadaran masyarakatnya terhadap kesehatan masih rendah. Disinlah sebenarnya mental bidan di uji, karena dengan begitu apakah banyak tenaga bidan yang mampu dan mau menjalankan tugasnya di tempat seperti itu.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membentuk minat dan karakter sebagai bidan secara dini salah satunya bisa dengan memberikan pengenalan kepada siswi – siswi sekolah menengah tentang apa itu bidan, bagaimana jenjang karier bidan, dan jenjang pendidikan lanjutan untuk bidan, sehingga akan lebih mudah untuk merekrut tenaga bidan yang memang sudah dari awal mempunyai gambaran menjalani peran sebagai bidan.
Mari kita jadikan peringatan hari bidan internasional ini sebagai pengingat kepada kita para bidan, bahwa tugas utama kita sangatlah istimewa, yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi, dengan cara meningkatkan kemitraan terhadap keluarga.