A.
Leadership
/ Kepemimpinan
I. Pengertian
Kepemimpinan
Pengertian
kepemimpinan yaitu hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki
seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau
dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R.
Terry ).
Kepemimpinan
akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan
ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
II.
Teori Kepemimpinan
Ada
beberapa yang pernah dikemukakan, antara lain :
a. Teori orang besar atau teori bakat
Teori
orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini
adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang
pemimpin dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu yang diperlukan seseorang
untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
b. Teori situasi
Bertolak
belakang dengan teori bakat ialah teori situasi ( situasional theory ). Teori
ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan
pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan
tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah
karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki
kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
c. Teori Ekologi
Sekalipun
teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan banyak
menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari sering ditemukan
adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak
memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan
teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk
menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat -
bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
III. Gaya
Kepemimpinan
Telah
disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh sifat dan perilaku
yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan
orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan ( leadership style )
yang diperlihatkanpun juga tidak sama.
Berbagai
gaya kepemimpinan tersebut jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat
macam, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya
kepemimpinan diktator ( dictatorial leadership style ) ini upaya mencapai
tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman hukuman. Tidak ada
hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan
pekerja saja.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada gaya
kepemimpinan ini ( autocratic leadership style ) segala keputusan berada di
tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah dibenarkan.
Pada dasarnya sifat yang dimiliki sama dengan gaya kepemimpinan dictator tetapi
dalam bobot yang agak kurang.
c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya
kepemimpinan demokratis ( democratic leadership style ) ditemukan peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan
dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari gaya kepemimpinan ini
mendatangkan keuntungan antara lain: keputusan serta tindakan yang lebih
obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi.
Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang - kadang lamban, rasa
tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat terkadang bukan suatu
keputusan yang terbaik.
d. Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya
kepemimpinan santai ( laissez - faire leadership style ) ini peranan pimpinan
hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan, jadi
setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing - masing sesuai
dengan kehendak masing - masing pula.
IV. Pemimpin
yang efektif
Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang
lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi
terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan yang efektif
antara lain menurut :
a. Ruth M.
Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :
1.
Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih
pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.
2.
Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri
serta kebutuhan orang lain.
3.
Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
4.
Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
5.
Mengambil tindakan
b.
Hellander ( 1974 )
Dikatakan
efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama - sama
mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan.
c.
Bennis
( Lancaster dan Lancaster, 1982 )
Mengidentifikasi
empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu :
1.
Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia ( hubungan
antar manusia ).
2.
Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3.
Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang
lain.
4.
Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal
orang lain dengan baik.
d.
Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )
Seorang
pemimpin harus mempertimbangkan :
1. Kewaspadaan diri ( self awarness )
Kewaspadaan
diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain.
Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya
justru telah menghambatnya.
2. Karakteristik kelompok
Seorang
pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai - nilai
kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.
3. Karakteristik individu
Pemahaman
tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik
dan masing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.
V.
Pimpinan dan kepemimpinan
Manajer
atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan proses atau fungsi
manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan dikelompokkan sebagai berikut
:
a. Pimpinan tingkat pertama ( Lower
Manager )
Adalah
pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang menjalankan mesin
peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada konsumen. Pimpinan ini
diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang terbesar dan
konseptual skill yang terkecil.
b. Pimpinan tingkat menengah ( Middle
Manager )
Adalah
pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini menjadi
saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan Top
Manager , yakni pimpinan puncak ( di atas Middle Manager ) sehingga pimpinan
ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antara keduanya.
Konseptual skill adalah ketramp[ilan dalam penyusunan konsep - konsep,
identifikasi, dan penggambaran hal - hal yang abstrak. Sedangkan techmnical
skill adalah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan
antara manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan sesama
manusia lain.
c. Pimpinan puncak ( Top Manager )
Pimpinan
puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi dan
sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Pimpinan ini memiliki
proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang
terkecil.
Tugas -
tugas pimpinan :
a. Sebagai
pengambil keputusan
b. Sebagai
pemikul tanggung jawab
c.
Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
d. Bekerja
dengan atau melalui orang lain
e. Sebagai
mediator, politikus, dan diplomat.
VI. Peranan pemimpin terhadap kelompok:
a. Sebagai penghubung interpersonal,
yaitu merupakan simbul suatu kelompok dalam melakukan tugas secara hukum dan
sosial, mempunyai tanggung jawab dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan
pengembangan serta merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
b.
Sebagai inovator atau pembaharu
c.
Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan
organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan mewakilikelompok
sebagai pembicara.
d.
Menghimpun kekuatan
e.
Merangsang perdebatan masyarakat
f.
Membuat kedudukan perawat di media massa
g.
Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
h.
Mempertahankan kegiatan
i.
Memelihara formaf desentralisasi organisasi
j.
Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
k.
Mempelajari pengalaman
l.
Jangan menyerah tanpa mencoba
B. Pelayanan
Kebidanan (Midwifery Service)
Pelayanan
kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan
Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran
pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi
upayapeningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan
dapat dibedakan menjadi :
1)Layanan
Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan.
2)Layanan
Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan.
3)Layanan
Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system
layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara
horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu
serta bayinya.
Pelayanan
kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan
sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta melaksanakan
tindakan kegawat daruratan.
Bidan mempunyai
tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan,
tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada
kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan
anak.
A.
Kepemimpinan
Dalam Pelayanan Kebidanan
Pelayanan
kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian
dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi
bangsa yang cerdas. Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan
ditujukan kepada perempuan sejak masa sebelum konsepsi, masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan
yang berkualitas akan member hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan
maupun provider dan pelayanan yang
bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin
yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh
organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Tugas pokok
kepemimpinan :
1. Menyatupadukan
orang yang berbeda motivasinya dengan motivasi yang sama.
2. Mengusahakan
satu kelompok dinamis secara sadar.
3. Menciptakan
lingkungan kerja baik dan penuh integritas
4. Memberi
inspirasi dan mendorong anggotanya untuk bekerja seefektif mungkin.
5. Menumbuhkan
kesadaran lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan (dinamis).
Ada
beberapa pendekatan kepemimpinan :
1. Pendekatan
sifat
a. Sifat
fisik (penampilan fisik)
b. Sifat
intelegensi (berfikir konseptual)
c. Kepribadian
(toleransi untuk berbuat baik)
d. Hubungan
dengan tugas (hasil, dorongan dan inisiatif)
e. Sifat
social (kerjasama, interaksi, administrative)
2. Pendekatan
wewenang
a. Pemimpin
yang autokratik, biasnya pemimpin kurang suka menerima kritik dan saran.
Sehingga cenderung suka memerintah
b. Pemimpin
yang tidak peduli (laissez faire), kurang berorientasi pada anggota, oriantasi
masih terhadap diri sendiri.
c. Pemimpin
yang demokratis, pemimpin ini biasanya memperhatikan bawahan, member kesempatan
kepada bawahan untuk berkembang, mendorong bawahan, dan menciptakan komunikasi
yang harmonis. Ada beberapa jenis kepemimpinan yang berkembang dari pemimpin
yang demokratis ini :
·
Pemimpin yang berorientasi pada bawahan
(empoye centered)
·
Pemimpin yang suka berkonsultasi pada
bawahan (consultative leader)
·
Pemimpin yang suka memberi kesempatan
kepada bawahan untuk maju (permissive leader)
·
Pemimpin yang suka pada persamaan dengan
bawahan (equalitarian leader)
Dalam pelayana kebidanan banyak harapan yang
difokuskan oleh orang yang berbeda dan bekerja sama dalam pelayanan kebidanan
dan kepada bidan itu sendiri. Para pelanggan internal dan eksternal
menginginkan bidan dapat member pelayanan yang berkualitas. Selain keterampilan
dan pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan dalam member pelayanan
karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum wanita. Bidan
harus menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral karena pelayanan yang
diberikan menyangkut kehidupan ibu dan anak, pencapaian kesejahteraan ibu,
anak, dan keluarga, serta menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk itu
bidan perlu memperhatikan poin – poin berikut ini untuk mengembangkan
kematangan dirinya :
1. Teliti
2. Bertanggu
jawab
3. Jujur
4. Disiplin
tinggi
5. Hubungan
manusia yang efektif
6. Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
7. Memahami
standar profesi kebidanan
8. Mengerti
asas dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan
9. Bekerja
berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan kebidanan
Bidan
adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat menuntut tanggung
jawab. Bidan juga nantinya akan menjadi pemimpin di tengah masyarakat. Bidan
adalah orang yang berperan penting dalam terciptanya ibu dan anak yang sehat
dan keluarga bahagia serta generasi bangsa yang sehat. Oleh karena itu dalam
menjalankan tugasnya, bidan harus mempunyai prinsip sebagai berikut.
1. Cintai
yang anda lakukan, lakukan yang anda cintai (love your do, do your love). Profesi bidan harus dihayati. Banyak
orang yang memilih bidan karena dorongan orangtua, dengan harapan cepat bekerja
dengan masa pendidikan yang singkat dan dapat membuka praktek mandiri. Oleh
karena itu terlepas dari apapun motivasi seseorang menjadi bidan, setiap bidan
harus mencintai pekerjaannya.
2. Jangan
membuat kesalahan (don’t make mistake).
Dalam member asuhan, usahakan tidak ada kesalahan. Bidan harus bertindak sesuai
dengan standar profesinya. Untuk itu bidan harus terus menerus belajar dan
meningkatkan keterampilan. Kesalahan yang dilakukan memberi dampak sangat
fatal. Jangan pernah berhenti mengasah keterampilan yang telah dimiliki saat
ini, terus meningkatkan diri, dan mau belajar kaena ilmu selalu berubah.
Keinginan untuk terus belajar dan kemauan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan akan sangat membantu kita menghindari kesalahan.
3. Orientasi
kepada pelanggan (customer oriented).
Apapun yang dilakukan harus tetap berfokus pada pelanggan. Siapa yang anda beri
pelayanan, bagaimana karakter pelanggan anda, bagaimana pelayanan yang anda
berikan dapat mereka terima dan dapat member kepuasan sehinga anda tetap dapat
member pelayanan yang sesuai engan harapan dan keinginan pelanggan.
4. Tingkatkan
mutu pelayanan (improved your service
quality). Bidan harus terus menerus meningkatkan mutu pelayanan yang
diberikan kepada kliennya. Dalam member pelayanan, jangan pernah merasa puas.
Oleh karena itu, bidan harus terus menerus meningkatkan diri, mengembangkan
kemampuan kognitif dengan mengikuti pelatihan, mempelajari dan menguasai
perkembangan ilmu yang ada saat ini, mau berubah ke arah yang lebih baik, tentu
saja juga mau menerima perubahan pelayanan di bidang kebidanan yang telah
dibuktikanlebih bermanfaat secara ilmiah. Bidan yang terus berpraktek,
keterampilannya akan terus bertambah dalam member asuhan dan melakukan
pertolongan persalinan, KB, maupun dalam hal member pelayanan kebidanan
lainnya. Dengan demikian diharapkan kualitas personal bidan meningkat sehingga
akan meningkatkan mutu pelayanan yag diberikannya.
5. Lakikan
yang terbaik (do the best). Jangan
pernah memandang klien/pelanggan sebagai individu yang ‘tidak penting’ atau
mengklasifikasikan pelayanan yang anda berikan kepada pelanggan dengan
memandang status ekonomi, kondisi fisik, dan lain-lain. Ingat! Klien berhak memdapatkan pelayanan kesehatan tanpa
diskriminasi. Bidan harus member pelayanan, pemikiran, konseling, tenaga,
dan juga fasilitas yang terbaik bagi kliennya.
6. Bekerja
dengan takut akan tuhan (work with reverence for the Lord). Sebagai bangsa
indonesia yang hidup majemuk dan beragama, bidan harus menghormati setiap
kliennya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bidan
juga harus percaya segala yang dilakukan dipertanggungjawabkan kepada
Sang pencipta. Oleh karena itu, bidan harus memperhatikan kaidah/norma yang
berlaku di masyarakat, menjunjung tinggi moral dan etika, taat dan sadar hukum,
menghargai pelanggan dan teman sejawat, bekerja sesuai dengan standar profesi.
7. Berterima
kasih kepada setiap masalah (say thanks to the problem). Bidan dalam
menjalankan tugas, baik secara individual (mandiri) sebagai manajer maupun
dalam kelompok (rumah sakit, puskesmas, di desa) tentu saja menghadapi dan
melihat banyak masalah pada proses pelaksanaan pelayanan kebidanan. Setiap
masalah yang dihadapi akan menjadi pengalaman dan guru yang paling berharga.
Bidan dapat juga belajar dari pengalaman bidan lainnya dan masalah yang mereka
hadapi sertabagaimana mereka mengatasinya. Setiap masalah, baik masalah manajemen maupun asuhan yang diberikan,
membuat kita dapat belajar lebih baik lagi di waktu yang akan datang. Selain
itu masalah juga membuat seseorang mencapai kedewasaan dan kematangan. Oleh
karena itu, jangan pernah menyalahkan situasi dan masalah yang ada, justru kita
bisa belajar dari setiap situasi dan mencari strategi pemecahannya, yang
terpenting adalah mengevaluasi segala yang kita lakukan dan belajar dari
kesukaran, masalah, dan kesalahan yang kita alami serta berusaha menghindari
kesalahan yang sama.
8. Perubahan
perilaku (behavior change). Mengubah
perilaku sangat sulit dilakukan. H. L. Blum mengatakan bahwa ada empat
faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu tenaga kesehatan, lingkungan,
keturunan, dan perilaku. Hal yang paling sulit dilakukan adalah perubahan
perilaku. Akan tetapi, jika bidan sebagai tenaga kesehatan yang mengemban
tanggung jawab moral selalu meningkatkan diri, menerima perubahan yang positif
dan baik untuk pelayanan kebidanan, meninggalkan praktik yang tidak lagi
didukung secara ilmiah, dan mengarahkan diri selalu pada pencapaian kualitas
pelayanan, berorientasi pada tugas dan pelanggan, turut serta ambil bagian
dalam peningkatan kualitas pelayanan kebidanan, mau memberi dan menerima
saran/kritik dari teman sejawat dan organisasi profesi untuk memperbaiki diri,
menyadari batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya sebagai bidan, diharapkan
angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan. Bidan juga harus terus melibatkan
dirinya dalam perbaikan mutu pelayanan
sehingga bidan selalu berada dalam lingkaran mutu dan memberi pengaruh
bagi perbaikan kualitas pelayanan kebidanan masa depan
9. Kepemimpinan
dalam kebidanan sacara garis besar memfokuskan diri pada sifat, perilaku, etika
dan hukum, tanggung jawab, keterampilan serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Menurut pengalaman bidan yang berhasil mengelola praktik kebidanannya dari
organisasi sederhana berkembang menjadi organisasi yang besar atau rumah sakit, dapat disimpulkan mereka
berhasil menjadi manager yang mampu meningkatkan pelayanannya. Mereka
mengembangkan organisasinya dengan dasar ketekunan, keuletan, kerja keras, dan
mau berubah ke arah yang lebih baik serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, mereka mampu merebut pasar
serta memenuhi kebutuhan pelanggan. Organisasi yang dikembangkan harus
tetap difokuskan pada peningkatan
kualitas yang terus-menerus, memperhatikan kepuasan pelanggan eksternal dan
internal, serta menerapkan manajemen mutu terpadu.
Ketrampilan
Bidan sebagai leader
1. Mengenali
keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dan menolak setiap tugas atau tanggung
jawab diluar wewenang dan tanggung jawab bidan.
2. Menerima
tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan
3. Menggunakan
kemampuan untuk berfikir secara proaktif, perspektif luas dan kritikal dalam
konteks penyelesaian masalah
Kak, izin copaZ yaahh..,
BalasHapustuk referenSi bahan kulyah kamii...
thaNk'z
ok dek...silahkan..
Hapussemoga bermanfaat yaa.. :)