Mimpi saya dari kecil pengennya jadi pengajar.. Alhamdulillah dengan
bekerja di lingkungan pendidikan sepertinya mimpi saya hampir tercapai.
Semua usaha diberikan kemudahan. Dari mulai kuliah D III, Lanjut D IV, lanjut daftar cpns, semua diberikan kemudahan ( Alhamdulillah).
Kemaren waktu tidak sengaja buka - buka note saya dulu,nemu nih tulisan saya dari 2011 tentang cita - cita,
Syukur beribu syukur, ternyata yang saya impikan dari dulu sudah menunjukkan sedikit titik terang dalam menggapai mimpi tersebut. Ternyata memang kita harus menentukan apa yang ingin kita lakukan, dan tidak lupa meluapkannya dalam tulisan, agar tidak lupa. :)
Kemaren waktu tidak sengaja buka - buka note saya dulu,nemu nih tulisan saya dari 2011 tentang cita - cita,
21 Juni 2011, 2:23 AM
“Pengen
Jadi Dosen”
Sekarang lagi
mau ngomongin masalah cita – cita ah..
Karena sebentar lagi udah mau lulus dari DIII
nih.. dimana aku harus menyusun langkah – langkah pasti akan aku bawa kemana
hidupku nanti..
Seseorang wajib mempunyai cita – cita, agar
kehidupan bias berkembang.. Sejak kecil karena terbiasa melihat ibuku yang
berprofesi sebagai seorang guru membuatku ingin menjadi seorang pengajar juga. Kalo
guru berasal dari Digugu lan ditiru, guru itu seorang yang akan menjadi
panutan. Na kalo Dosen dari kata apa ya?? Hehe..Yang pasti dosen akan menjadi
panutan juga.
Sebagai seorang anak, nyaman sekali rasanya ketika
sebagian besar waktu dirumah selalu ditunggui oleh seorang ibu. Aku bisa
belajar dan bermain dengan pendampingan seorang ibu. Tak banyak waktu yang
digunakan seorang pengajar untuk diluar rumah (pikirku)
Na.. sampai suatu ketika aku pengen sekali menjadi
pengajar mata pelajaran matematika.
Namun akhirnya aku masuk ke akademi kebidanan.
Pada awalnya sempat merasa salah jurusan sih.. orang pengennya ngajar kok malah
jadi bidan… ckckck tapi setelah beberapa semester menjalani pendidikan, dan
tahu bagaimana arah kedepan dari aku kuliah disini, hembbb boleh juga.. tak ada
kata menyesal lagi..
Aku ingin melanjutkan pendidikanku lagi, dan lagi..
aku tak ingin hanya berhenti sampai disini..
Aku bias melanjutkan pendidikanku di DIV Bidan
pendidik, dimana memang ditujukan untuk orang – orang yang ingin mengambil
dunia pendidikan.. Setelah itu aku ingin melanjutkan di pasca sarjana, bahkan
aku akan melanjutkan pendidikan lagi dan lagi, insyaAllah..
Jujur saja sampai saat ini merasa belum ada jiwa
seorang bidan dalam diriku. Yang pasti aku ingin sekali menjadi pengajar.
Karena dari hasil pengamatanku ketika praktek
dibeberapa bidan praktek Mandiri (BPM), bidan – bidan itu hanya menggunakan
ilmu pengalaman empiric, tanpa mereka meng-update ilmu – ilmu baru.. Banyak
bidan yang sudah puas dengan apa yang sudah didapat.
Na… itu yang membuatku sedikit tidak minat menjadi
seorang bidan tulen. Pasti aku akan berhenti belajar, berhenti membuka buku,
berhenti searching – searching ilmu baru..
Aku ingin tetap membuat otakku bekerja untuk
berfikir tentang ilmu – ilmu lama dan ilmu baru.
Beraktifitas dengan banyak orang yang juga selalu
mengupdate ilmu dan haus akan ilmu.
Itulah beberapa alas an yang selalu mendorongku
untuk tetap pada keinginanku menjadi seorang pengajar. Pengajar ilmu kebidanan.
Menyalurkan dan mengembangkan ilmu – ilmu yang telah aku dapatkan, untuk
meningkatkan kualitas diri dan menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih
berkualitas.. InsyaAllah..
Pasti bangga rasanya ketika nanti aku bias meraih
semua keinginanku.. J
Syukur beribu syukur, ternyata yang saya impikan dari dulu sudah menunjukkan sedikit titik terang dalam menggapai mimpi tersebut. Ternyata memang kita harus menentukan apa yang ingin kita lakukan, dan tidak lupa meluapkannya dalam tulisan, agar tidak lupa. :)
Hal yang membuat saya punya keinginan
itu sejak kecil yaitu karena saya ingin terus mengamalkan ilmu, juga tetap meningkatkan
ilmu seiring berjalanya waktu. Karena ilmu akan terus berkembang. Akan
banyak ilmu - ilmu baru yang akan saya temukan ketika saya menjadi
pengajar. Karena dengan menjadi pengajar saya dituntut untuk mengupdate
ilmu - ilmu baru.
Namuuun.. untuk memulai semuanya, banyak hal yang harus saya persiapkan. Selain dari materi bahan ajar, tapi juga kemampuan diri.. Harus!!! Saat ini saya baru mencoba mengawali perjuangan.
Waktu sedang baca - baca tidak sengaja nemu kutipan sedikit,
“Jangan mengkuatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, kuatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda” – Robert Fulghum
Nah
loh... Jadi dosen itu sering jadi bahan pembicaraan anak didiknya. Bisa - bisa bukan materi kita yang ditangkap tapi malah pribadi
kita yang jadiomongan.. ngeri nih,kayak artis
aja..he. Untuk itu, maka saya harus super duper bekerja keras
meningkatkan kemampuan diri dan memperbaiki kepribadian.
Saya sedang merancang ingin menjadi dosen yang berkepribadian seperti apa. Menurut pengalaman pribadi saya, saya akan lebih mudah menangkap materi
pelajaran apabila sang pengajar menarik, terlihat smart, dan juga yang
tidak memakai topeng " Killer ". Karena dosen yang biasa memasang topeng "Killer" hanya bertampang seram tapi ilmu yang disampaikan kosong. Mereka hanya memaksakan transfer ilmu 1 arah. Hanya mementingkan materi wajibnya tersampaikan. Tanpa memahami apakah materi yang disampaikan dipahami oleh anak didiknya.
Saya tidak ingin seperti itu, saya ingin menjadi pengajar yang smart, tegas, disiplin dan selalu berpenampilan menarik. Dengan beitu saya pun berharap
nanti yang menjadi mahasiswa saya juga akan menerima materi yang saya
ajarkan dengan baik. Menikmati kelas yang saya ajar, tapi tetap menjaga sikap
saling menghormati dan menghargai hak kewajiban pengajar dan mahasiswa. Karena membentuk karakter seorang pengajar itu penting, karena turut serta mencetak kepribadian anak didik kita.
Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte:
Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri
Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya
Untuk itu, bagaimana karakter pengajar, adalah kunci dari karakter anak didik kita ketika dewasa. Berat juga ternyata menjadi seorang pengajar. Bismillah, dengan niat yang baik insyaAllah semua akan diberikan kemudahan. Saya hanya ingin mengamalkan ilmu dan menebarkan kebaikan diantara orang - orang disekitar saya. semoga Allah selalu meridhoi jalan saya. Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar