Rabu, 05 Agustus 2015

Pekan ASI Sedunia "Menyusui dan Bekerja,Mari Kita Sukseskan!"

Wanita memang sering dibuat dilema,karena antara pikiran dan hati sering bertentangan. Wanita sebagai ibu bekerja,di dalam hati,tak tega meninggalkan si buah hati untuk pergi bekerja,namun di dalam pikiran keinginan untuk mengembangkan diri di dunia karier juga sangat besar. Wanita memang tidak ada kewajiban mendapatkan penghasilan,tapi lebih ke pengembangan diri. Meskipun banyak juga wanita yang terpaksa bekerja untuk membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga.
Bagi wanita bekerja,yang selanjutnya cukup saya sebut sebagai ibu,memang tidak mempunyai keleluasaan waktu untuk selalu dekat dengan buah hati. Kedekatan dengan sang buah hati diberikan penuh di masa cuti yang hanya didapatkan selama tiga bulan saja.. iya,tiga bulan. ASI yang seharusnya diberikan penuh untuk sang buah hati sering terhenti sebelum waktunya karena alasan bekerja. Sungguh sayang sekali...
Kita tahu manfaat ASI sangat jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan susu formula. Dimulai dari kandungan ASI sendiri, manfaatnya untuk kekebalan tubuh bayi, sisi kepraktisan,hingga sisi keekonomisannya. Bagaimana tidak,dengan diberikan ASI, buah hati bisa terhindar dari kuman -kuman yang bisa hidup di peralatan yang harus digunakan jika kita memberikan susu formula ( misal : dot). Sisi kepraktisannya yaitu,ibu tidak perlu merebus air,menyeterilkan dot,atau membuatkan susu. Sisi ekonomisnya yaitu,ibu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula.
Namun,kembali lagi dengan dilema ibu yang harus menunaikan tugas di kantor/di tempat-tempat kerja yang lain. "Bekerja",akan dengan mudah mematahkan semangat dan tekad untuk memberikan ASI bagi si buah hati. Apabila sebagai ibu bekerja tidak mendapatkan dukungan dari luar diri,baik dari suami,keluarga,apalagi dari pihak pemberi lapangan pekerjaan, ibu akan lebih memilih susu formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisi buah hatinya.
Dengan terkurasnya tenaga maupun pikiran untuk menyelesaikan tugas -tugas ditempat kerja,psikis ibu harus benar - benar terbalut oleh kenyamanan. Karena meski ada keinginan yang kuat untuk terus memberikan ASI, disisi lain ibu merasa tertekan,produksi ASI pun dapat berkurang. Setiap saat ibu harus rileks,senang,dan nyaman. Itulah kunci utama lancarnya produksi ASI selain makanan yang di konsumsi oleh ibu. Saat menyusui ibu membutuhkan suasana dan tempat yang mendukung (tenang dan bersih).
Bagi penyedia lapangan kerja,marilah kita mulai memikirkan benih - benih yang akan memperbaiki kualitas SDM kita kedepan. Benih tersebut yaitu putra putri kita semua. Dari awal asupan nutrisi bagi bayi akan sangat berpengaruh bagi perkembangan dan pertumbuhan bibit SDM yang akan menggantikan kita semua dimasa depan. Agar nantinya lebih dan lebih baik.
Pemerintah kita sebenarnya sangat mendukung pemberian  eksklusif bagi bayi,salah satunya ditunjukkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No 15 tahun 2013 tentang cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerah ASI. Didalamnya pemerintah menunjukkan dukungan nya yaitu dengan menyediakan fasilitas dan kesempatan pada ibu bekerja untuk menyusui pada waktu kerja di tempat kerja.
Sekarang ini sudah banyak kantor2 yang menyediakan ruang ASI / pojok ASI, atau juga riang perawatan bayi. Namun di perusahaan - perusahaan swasta masih banyak yang belum memberikan fasilitas sampai sebaik itu. Jangankan memberikan fasilitas ruang ASI,aturan cuti sangat kurang mendukung. Perusahaan swasta banyak yang mengharuskan karyawannya untuk mengambil cuti melahirkan 1,5 bulan sebelum hari perkiraan lahir dan 1,5 bulan setelahnya. Yang artinya ibu hanya bisa menyusui eksklusif selama 1,5 bulan. Miris memang.. bagi ibu yang masih mempunyai tekad bulat untuk memberikan ASI,ibu masih berusaha untuk memompa ASI. Namun karena ketiadaan fasilitas, banyak ibu yang harus memompa ASI di kamar mandi. Kita tahu bahwa kamar mandi itu tempat yang kotor dan tidak higienis untuk tempat memompa ASI. Sedih sekali kalo melihat kenyataan ini..
Sebelum bayi berusia 6 bulan,kebutuhan nutrisi bayi hanyalah dari ASI. Sesuai kebutuhannya, perut bayi akan kosong dalam waktu 2-4 jam sekali. Dalam waktu itu lah bayi membutuhkan ASI. Bagi ibu bekerja,hal ini mungkin akan dirasa repot dan menyita banyak waktu. Namun bagi ibu yang memang bertekat bulat untuk hanya memberikan ASI,pasti akan sangat mudah untuk mengatur waktu. Untuk itu dukungan dari penyedia pekerjaan untuk memberikan waktu kepada ibu untuk menyusui sangatlah penting. Pemerintah sendiri telah memberikan keleluasaan bagi ibu bekerja untuk bisa menyusui diwaktu bekerja. Hal ini diatur dalam Pasal 83 Undang - Undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dimana didalamnya berbunyi "pekerja/ buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama kerja".
Aturan -aturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mendukung ibu untuk dapat memberikan ASI untuk anaknya sudah sangat bagus, namun masih banyak perusahaan swasta yang kadang tidak mau rugi dengan berkurangnya waktu bekerja karyawannya. Ini yang masih harus kita perjuangkan.
Meski saat ini saya sedang tidak dalam keadaan menyusui bayi,tapi saya sebagai ibu bekerja yang mempunyai batita,dan mendapatkan kelonggaran untuk membawa buah hati saya kekantor, saya tetap merasakan perlu adanya ruang dan waktu bagi ibu menyusui untuk mensukseskan tekad memberikan ASI eksklusif bagi sang buah hati. Bagi pemegang - pemegang kebijakan di semua pemerintahan dan perusahaan, mari kita resapi pentingnya ASI,dan dukung sepenuhnya ibu bekerja yang menyusui dengan memberikan ruang dan waktu bagi mereka. Mari kita dukung dan sukseskan ASI eksklusif untuk generasi yang lebih baik.

Penulis : Charisma Destrikasari
(ibu bekerja dengan batita yang berhasil lulus ASI eksklusif sampai S2 [meski dimasa menyusui belum sebagai ibu bekerja], dan mendukung gerakan ASI eksklusif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar