Sabtu, 05 Agustus 2017

Yuk, Bekerja Bersama Untuk Keberlangsungan Pemberian ASI !!



#World Breastfeeding Week 2017


Kita masih diberi kesempatan bertemu lagi dengan pekan ASI Sedunia di tahun 2017. Berarti kita diingatkan kembali sudah seberapa jauh peran kita dalam mendukung pemberian ASI Eksklusif. Tema yang diusung pada Pekan ASI Sedunia tahun 2017 ini adalah “Sustaining Breast Feeding Together”. Tema ini dirujuk oleh Kementrian Kesehatan Indonesia menjadi “Bekerja Bersama Untuk Keberlangsungan Pemberian ASI”. Dimana Kementrian Kesehatan mendorong peningkatan ASI sebagai pemenuhan hak anak dan kewajiban ibu.
Kewajiban ibu tidak hanya hamil melahirkan dan merawat bayi saja, tapi WAJIB memberikan makanan terbaik untuk bayi, dan makanan terbaik untuk bayi adalah ASI. Pemberian ASI diharapkan hingga 2 tahun dan minimal 6 bulan usia bayi. Untuk dapat memberikan makanan terbaik ini ibu diharapkan mampu mempersiapkannya sejak masa kehamilan. Dilanjutkan dengan masa melahirkan dengan proses Inisiasi Menyusui Dini. Namun untuk mencapai keberhasilan itu semua, ibu dalam memberikan ASI Eksklusif membutuhkan DUKUNGAN dari semua pihak, semua pihak yaa jadi tidak hanya ibu dan bayi itu sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemauan dan kemampuan ibu untuk menyusui. Selain faktor dari diri sendiri seperti pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri, yaitu dukungan dari keluarga, orang – orang terdekat, pemerintah, tenaga kesehatan, dan pihak – pihak swasta sangat dibutuhkan demi suksesnya pemberian ASI eksklusif.
Yang pertama dimulai dari dukungan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan diharapkan mampu mengedukASI para ibu hamil beserta keluarga untuk mampu memberikan ASI eksklusif untuk bayi, dilanjut dapat melakukan proses Inisasi Menyusui Dini pada saat proses persalinan. Jangan sampai yaa tenaga kesehatan menjadi partner dari produsen susu formula dengan iming – iming banyak bonus, akhirnya gantian mengiming – iming ibu bersalin untuk langsung memberikan susu formula.
Dukungan dari keluarga, utamanya dukungan suami sangatlah berarti bagi ibu menyusui. Dukungan yang dibutuhkan tidak hanya berbatas pada pemenuhan kebutuhan materi.  Dukungan secara psikologis pun tak kalah penting. Ibu akan merasa senang dan bersemangat ketika suami peduli bahwa istrinya sedang dalam keadaan menyusui. Suami bisa mengingatkan jadwal makan dan minum untuk ibu, menyiapkan kebutuhan untuk ibu menyusui, mengambil alih beberapa pekerjaan rumah, mengajak jalan – jalan, atau bahkan sekedar menemani mengobrol agar ibu merasa rileks. Karena rileks juga salah satu kunci lancarnya produksi ASI, selain kebutuhan nutrisi ibu sendiri.
Dukungan orang – orang terdekat, seperti orang tua maupun mertua, paman bibi, bahkan tetangga juga akan berpengaruh. Masih banyak ibu – ibu muda yang sangat patuh kepada orang tua / mertua sehingga ketika banyak saran - saran tentang cara pengasuhan bayi jaman dulu diajarkan, akan selalu diikuti. Banyak yang orang tua yang menyarankan untuk memberikan MPASI sejak 1 atau 2 bulan, agar bayinya cepat besar dan kuat. Bahkan banyak dorongan untuk memberikan susu formula. Pada kasus ibu dengan status bekerja yang meninggalkan bayinya dan menyerahkan pengasuhan ditangan orang tua maupun pembantu, akhirnya tidak mau repot untuk memberikan ASI hasil perahan, dan takut merepotkan orang tua / pembantu dirumah untuk menghangatkan ASI perahan, akhirnya lebih memilih untuk memberikan susu formula yang lebi praktis dalam penyajiannya. Nah disinilah peran orang – orang terdekat dibutuhkan. Yuk, jangan hanya kalah dengan rasa malas dan repot, semua hal tidak ada yang repot jika dari dalam hati sudah tertanam niatan baik. Syukurnya sekarang sudah banyak juga eyang – eyang yang sudah melek informasi tentang pemberian ASI eksklusif. Juga banyak tempat – tempat daycare yang sekarang ini mendukung pemberian ASI Eksklusif untuk baby yg dirawat. Fasilitas antar jemput ASI perahan pun sudah ada. Semoga kemudahan – kemudahan ini akan membuat ibu semakin bersemangat untuk meluangkan waktu memerah ASI yaa.
Ditempat bekerja ibu menyusui pun juga harus mendapatkan dukungan penuh dari teman – teman disekitar. Diharapkan teman – teman mampu menunjukkan kepedulian terhadap kondisi ibu menyusui, dengan memberikan perhatian, dan kesempatan untuk ibu menyusui atau memerah ASI. Pahami bahwa ibu menyusui juga membutuhkan banyak waktu rileks, jadi jangan terlalu membebani ibu menyusui dengan banyak pekerjaan. Tenang saja, ibu menyusui itu tidak selamanya. Namun dengan status ibu menyusui jangan digunakan sebagai alasan untuk malas – malasan bekerja yaa. Manfaatkan status “spesial” ibu menyusui dengan sebaik – baiknya, karena status itu tak mudah untuk dijalani dengan niat dan tenaga yang biasa – biasa saja.
Dukungan pemerintah, ditunjukkan dengan memberikan kebijakan cuti kepada pegawainya diharapkan mampu mendukung ibu untuk memberikan ASI dimasa cutinya dan dilanjut hingga minimal 6 bulan. Tapi hingga saat ini aturan cuti masih berbatas hingga 3 bulan saja, harapannya semoga aturan cuti melahirkan di negara kita segera diperbarui minimal 6 bulan masa menyusui, agar pemberian ASI eksklusif bisa maksimal. Dukungan pemerintah yang lain ditunjukkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 15 tahun 2013 tentang cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerah ASI, agar para ibu menyusui mendapatkan tempat yang nyaman untuk menyusui ataupun memerah ASI.
Saat ini di tempat – tempat umum seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata, sudah banyak yang menyediakan nursery room, dimana ibu bisa menyusui bayinya disitu, atau memerah ASI, sehingga tidak merasa malu dan risih jika harus menyusui bayi.
Kita harus mampu mengedukASI ibu – ibu hamil untuk bisa mempersiapkan masa menyusui dengan baik, sehingga ketika proses bersalin terlewati tidak ada alasan lagi untuk tidak memberikan hak ASI secara penuh untuk bayi. Jika semua pihak mampu bekerjasama dalam memberikan dukungan terhadap ibu menyusui, bukan hal yang mustahil kita mampu mencetk generasi penerus bangsa yang unggul, karena nutrisi yang didapatkan oleh bayi di awal kehidupannya pun merupakan nutrisi berkulitas.


*Meski saya tidak dapat memberikan pelayanan secara langsung terhadap pasien ibu menyusui, setidaknya saya dapat berpartisipasi aktif dengan apa yang saya mampu. Semoga tulisan – tulisan saya disetiap pekan ASI sedunia dapat mengedukASI ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklusif, juga pihak – pihak yang bersinggungan dengan ibu menyusui untuk mendukung suksesnya pemberian ASI Eksklusif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar