#World Breastfeeding Week 2017
Kita masih diberi kesempatan bertemu lagi
dengan pekan ASI Sedunia di tahun 2017. Berarti kita diingatkan kembali sudah
seberapa jauh peran kita dalam mendukung pemberian ASI Eksklusif. Tema yang
diusung pada Pekan ASI Sedunia tahun 2017 ini adalah “Sustaining Breast Feeding
Together”. Tema ini dirujuk oleh Kementrian Kesehatan Indonesia menjadi
“Bekerja Bersama Untuk Keberlangsungan Pemberian ASI”. Dimana Kementrian
Kesehatan mendorong peningkatan ASI sebagai pemenuhan hak anak dan kewajiban
ibu.
Kewajiban ibu
tidak hanya hamil melahirkan dan merawat bayi saja, tapi WAJIB memberikan
makanan terbaik untuk bayi, dan makanan terbaik untuk bayi adalah ASI.
Pemberian ASI diharapkan hingga 2 tahun dan minimal 6 bulan usia bayi. Untuk
dapat memberikan makanan terbaik ini ibu diharapkan mampu mempersiapkannya
sejak masa kehamilan. Dilanjutkan dengan masa melahirkan dengan proses Inisiasi
Menyusui Dini. Namun untuk mencapai keberhasilan itu semua, ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif membutuhkan DUKUNGAN dari semua pihak, semua pihak yaa
jadi tidak hanya ibu dan bayi itu sendiri.
Banyak faktor
yang mempengaruhi kemauan dan kemampuan ibu untuk menyusui. Selain faktor dari
diri sendiri seperti pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, juga
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri, yaitu dukungan dari keluarga, orang –
orang terdekat, pemerintah, tenaga kesehatan, dan pihak – pihak swasta sangat
dibutuhkan demi suksesnya pemberian ASI eksklusif.
Yang pertama
dimulai dari dukungan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan diharapkan mampu
mengedukASI para ibu hamil beserta keluarga untuk mampu memberikan ASI
eksklusif untuk bayi, dilanjut dapat melakukan proses Inisasi Menyusui Dini
pada saat proses persalinan. Jangan sampai yaa tenaga kesehatan menjadi partner
dari produsen susu formula dengan iming – iming banyak bonus, akhirnya gantian mengiming
– iming ibu bersalin untuk langsung memberikan susu formula.
Dukungan dari
keluarga, utamanya dukungan suami sangatlah berarti bagi ibu menyusui. Dukungan
yang dibutuhkan tidak hanya berbatas pada pemenuhan kebutuhan materi. Dukungan secara psikologis pun tak kalah
penting. Ibu akan merasa senang dan bersemangat ketika suami peduli bahwa
istrinya sedang dalam keadaan menyusui. Suami bisa mengingatkan jadwal makan
dan minum untuk ibu, menyiapkan kebutuhan untuk ibu menyusui, mengambil alih
beberapa pekerjaan rumah, mengajak jalan – jalan, atau bahkan sekedar menemani
mengobrol agar ibu merasa rileks. Karena rileks juga salah satu kunci lancarnya
produksi ASI, selain kebutuhan nutrisi ibu sendiri.
Dukungan orang –
orang terdekat, seperti orang tua maupun mertua, paman bibi, bahkan tetangga
juga akan berpengaruh. Masih banyak ibu – ibu muda yang sangat patuh kepada
orang tua / mertua sehingga ketika banyak saran - saran tentang cara pengasuhan
bayi jaman dulu diajarkan, akan selalu diikuti. Banyak yang orang tua yang
menyarankan untuk memberikan MPASI sejak 1 atau 2 bulan, agar bayinya cepat
besar dan kuat. Bahkan banyak dorongan untuk memberikan susu formula. Pada
kasus ibu dengan status bekerja yang meninggalkan bayinya dan menyerahkan
pengasuhan ditangan orang tua maupun pembantu, akhirnya tidak mau repot untuk
memberikan ASI hasil perahan, dan takut merepotkan orang tua / pembantu dirumah
untuk menghangatkan ASI perahan, akhirnya lebih memilih untuk memberikan susu
formula yang lebi praktis dalam penyajiannya. Nah disinilah peran orang – orang
terdekat dibutuhkan. Yuk, jangan hanya kalah dengan rasa malas dan repot, semua
hal tidak ada yang repot jika dari dalam hati sudah tertanam niatan baik.
Syukurnya sekarang sudah banyak juga eyang – eyang yang sudah melek informasi
tentang pemberian ASI eksklusif. Juga banyak tempat – tempat daycare yang
sekarang ini mendukung pemberian ASI Eksklusif untuk baby yg dirawat. Fasilitas
antar jemput ASI perahan pun sudah ada. Semoga kemudahan – kemudahan ini akan
membuat ibu semakin bersemangat untuk meluangkan waktu memerah ASI yaa.
Ditempat bekerja
ibu menyusui pun juga harus mendapatkan dukungan penuh dari teman – teman disekitar.
Diharapkan teman – teman mampu menunjukkan kepedulian terhadap kondisi ibu
menyusui, dengan memberikan perhatian, dan kesempatan untuk ibu menyusui atau
memerah ASI. Pahami bahwa ibu menyusui juga membutuhkan banyak waktu rileks,
jadi jangan terlalu membebani ibu menyusui dengan banyak pekerjaan. Tenang
saja, ibu menyusui itu tidak selamanya. Namun dengan status ibu menyusui jangan
digunakan sebagai alasan untuk malas – malasan bekerja yaa. Manfaatkan status “spesial”
ibu menyusui dengan sebaik – baiknya, karena status itu tak mudah untuk
dijalani dengan niat dan tenaga yang biasa – biasa saja.
Dukungan pemerintah,
ditunjukkan dengan memberikan kebijakan cuti kepada pegawainya diharapkan mampu
mendukung ibu untuk memberikan ASI dimasa cutinya dan dilanjut hingga minimal 6
bulan. Tapi hingga saat ini aturan cuti masih berbatas hingga 3 bulan saja, harapannya
semoga aturan cuti melahirkan di negara kita segera diperbarui minimal 6 bulan
masa menyusui, agar pemberian ASI eksklusif bisa maksimal. Dukungan pemerintah
yang lain ditunjukkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 15 tahun 2013
tentang cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerah ASI, agar
para ibu menyusui mendapatkan tempat yang nyaman untuk menyusui ataupun memerah
ASI.
Saat ini di
tempat – tempat umum seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata, sudah banyak
yang menyediakan nursery room, dimana ibu bisa menyusui bayinya disitu, atau
memerah ASI, sehingga tidak merasa malu dan risih jika harus menyusui bayi.
Kita harus mampu
mengedukASI ibu – ibu hamil untuk bisa mempersiapkan masa menyusui dengan baik,
sehingga ketika proses bersalin terlewati tidak ada alasan lagi untuk tidak
memberikan hak ASI secara penuh untuk bayi. Jika semua pihak mampu bekerjasama
dalam memberikan dukungan terhadap ibu menyusui, bukan hal yang mustahil kita
mampu mencetk generasi penerus bangsa yang unggul, karena nutrisi yang
didapatkan oleh bayi di awal kehidupannya pun merupakan nutrisi berkulitas.
*Meski saya tidak dapat
memberikan pelayanan secara langsung terhadap pasien ibu menyusui, setidaknya saya
dapat berpartisipasi aktif dengan apa yang saya mampu. Semoga tulisan – tulisan
saya disetiap pekan ASI sedunia dapat mengedukASI ibu-ibu untuk memberikan ASI
eksklusif, juga pihak – pihak yang bersinggungan dengan ibu menyusui untuk
mendukung suksesnya pemberian ASI Eksklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar