Rabu, 20 Juli 2011

Solusio Plasenta

Solusio Plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. Pada solusio Plasenta, darah dari tempat pelepasan plasenta mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari serviks dan terjadilah perdarahan.

Kadang – kadang darah tidak keluar, tetapi berkumpul dibelakang plasenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini disebut dengan perdarahan tersembunyi. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang khas karena seluruh perdarahan tertahan di dalam menambah volume uterus.Umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal dari maternal, namun dapat juga berasal dari fetal.


Klasifikasi
Menurut derajat lepasnya plasenta :
  • Solusio plasenta partsialis.
  • Bila hanya sebagian plasenta terlepas dari tempat perlekatannya.
  • Solusio plasenta totalis.
  • Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya.
  • Prolapsus plasenta.
  • Bila plasenta turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
Menurut derajatnya solusio plasenta dibagi menjadi :
  • Solusio plasenta ringan.
  • Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agak sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah diraba.
  • Solusio plasenta sedang.
  • Plasenta telah lepas lebih dari seperempat. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginam. Dinding uterus teraba tegang.
  • Solusio plasenta berat.
  • Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan. Penderita shock.

Etiologi

Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian, beberapa hal diduga merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada kejadian, antara lain :

  1. Hipertensi esensial atau preeklamsi
  2. Tali pusat yang pendek
  3. Trauma
  4. Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
  5. Uterus yang sangat mengecil (hidramnion pada waktu ketuban pecah, kehamilan ganda pada waktu bayi pertama lahir)
Disamping itu, ada juga pengaruh dari :
  1. Usia lanjut
  2. Multiparitas
  3. Ketuban pecah sebelum waktunya
  4. Defisiensi asam folat
  5. Merokok, alcohol, kokain
  6. Mioma uteri

Patologi

Solusio plasenta dimulai dengan perdarahan dalam desisua basalis, terjadilah hematom dalam desidua yang mengangkat lapisan – lapisan diatasnya. Hematom ini makin lama makin besar sehingga makin lama makin besar bagian plasenta yang terlepas dan tak berfaal. Akhirnya hematom mencapai pinggir plasenta dan mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim.


Gejala – gejala
  • Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
  • Anemi dan syok; beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
  • Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul dibelakang plasenta hingga rahim teregang.
  • Palpasi sukar karena rahim keras
  • Fundus uteri makin lama makin naik
  • Banyi jantung biasanya tidak ada
  • Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus karena isi rahim bertambah.
  • Sering ada proteinuri karena disertai preeklampsi.

DD
  • Plasenta previa
  • Ruptura uteri

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan solusio plasenta harus dilaksanakan dirumahsakit dengan fasilitas operasi.Prinsip prinsip penanganannya:

  • Lakukan resusitasi darah/ cairan sesuai kebutuhan
  • Pada solusio berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahan dengan utero tonika, restitusi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi
  • Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahn retroplasenter

Daftar Pustaka :
FK UNPAD. 2004. PObstetri Patologi. Jakarta: EGC
Hanifah & Desy. 2010. Obsginacea Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta : TOSCA Enterprise

Tidak ada komentar:

Posting Komentar