Rabu, 03 Agustus 2011

Keluarga Berpengaruh Pada Pembentukan Emosi Anak

Belajar berpikir pagi – pagi aahhh… (hoam…masih ngantuk sebenernya…)

Abis mendengarkan curhatan temen yang pagi-pagi udah nangis. Waah..puasa-puasa nagis ieg. (hehe). Dia bilang begini, “Jadi ingat kata-kata orang tua waktu masih kecil dulu “Kalo puasa jangan nangis, nanti batal lho!”, mungkin kalau benar seperti itu aku lebih memilih batalin puasa kali yaa.. Tapi sayangnya itu hanya sebuah ancaman dari orang tua aja biar anak kecil g nangis lagi sih”. Hehe..lucu juga yaa.

Menurut cerita, dia pagi-pagi udah dibikin nangis sama orang tuanya (entah karena dia yang terlalu cengeng n g kuat kalo dibentak-bentak, ato karena emang orang tuanya yang keterlaluan sama dia). Tidak tahu juga sih kalo masalah itu. Dia bilang kalau jengkel karena disuruh sama orang tuanya tapi nyuruhnya pakai bentak-bentak. Hembb..dan katanya, akhir-akhir ini ambang emosinya sepertinya semakin berkurang (padahal biasanya juga udah tipis,hehe). Amarahnya sering terpancing, dan rasa cengeng pun ikut-ikutan menghiasi kemarahannya. Dia jadi mudah marah dengan hal-hal yang dirasa tidak sesuai dengan keinginannya dan kalau ngomong harus dengan bernada tinggi. Ujarnya, didalam keluarganya marah-marah sudah menjadi hal biasa. Masalah kecil bisa menjadi ribut yang besar. Meski sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini, tapi rasanya saat ini lebih aneh. Dia bilang kalau dalam kehidupan keluarganya biasa berbicara dengan nada yang tinggi dan memang ambang marah semua anggota keluarganya itu rendah.

Hembbbb.. Kalo begitu kemungkinan masalahnya dari didikan lingkungan keluarga (pikirku). Dari curhatan temenku tentang masalahnya itu membuatku bisa mengambil pelajaran yang begitu berharga. Bagaimana aku harus menjadi orang tua dan mendidik anak-anakku dengan bijak nantinya.

Sebenarnya keadaan prilaku dan emosi adalah bentukan sejak masih balita, pada masa itulah yang merupakan tahap terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Jadi jangan semena-mena menyalahkan anak yang salah pergaulan. Karena pergaulan yang pertama yaitu pergaulan dilingkungan keluarga. Perkembangan anak di masa dini sangatlah penting bagi pertumbuhan psikologisnya. Sebagai orang tua yang bijak, yang harus dilakukan yaitu :

  • Harus memperhatikan perkembangan psikologi anak sejak dini.
  • Sejak dini boleh dibilang sejak masa kehamilan. Misalnya saja dengan mencukupi kebutuhan nutrisi ibu, dan mencukupi kebutuhan hiburan yang bisa membuat ibu rileks. Karena keadaan ibu yang stress dan sering marah-marah juga bisa berpengaruh pada keadaan janin yang dikandungnya. Ketika sudah lahir, semua perlakuan nyata dari orang tua kepada bayi akan membawa banyak efek, baik positif maupun negatif. Semua yang ada di sekelilingnya sangatlah berpengaruh khususnya dalam pendidikan. Peran orang tua sangatlah penting dalam hal ini mendidik, maupun membina anak tersebut baik dalam perkembangan fisik maupun perkembangan psikologisnya anak sejak dini.
  • Harus mampu menyelami kebutuhan emosi anak.
  • Kebanyakan rangtua masih banyak yang tidak menyadari emosi pada anak, bahkan cenderung tidak peduli. Padahal, pada masa kanak-kanak, saat itulah anak sangat membutuhkan perhatian. Untuk bisa mengerti perasaan anak, yaitu dengan menyelami emosi anak. Buat mereka mau bercerita tentang hal-hal apapun yang dirasakannya dan merasa nyaman ketika bercerita. Berikan tanggapan – tanggapan terhadap cerita-cerita tersebut. Jika perlu berikan masukan dan semangat positif agar emosi anak terbentuk dengan baik.
  • Menciptakan lingkungan yang nyaman didalam sebuah keluarga.
  • Pertumbuhan dan perkembangan prilaku serta kepribadian manusia merupakan interaksi dari faktor diri dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan juga memiliki peranan yang kuat pada perkembangan psikologi anak. Karena pertumbuhan prilaku anak, akan mengikuti prilaku orang-orang disekitarnya. Yang pertama ditiru adalah prilaku orang tua dan orang –orang terdekat mereka. Jangan menunjukkan prilaku amarah didepan anak, karena itu akan membuat anak menjadi mudah marah dan arogan seperti apa yang dilihatnya. Asuhlah anak dengan penuh kasih sayang dan ajari mereka untuk mengontrol amarah.

Ayah dan ibu meskipun bukan seorang guru yang baik namun paling tidak memiliki kekuatan besar dalam pendidikan bagi anak-anaknya. Orang tualah yang mengontrol anak selama masa-masa terpenting dan kritis pada tahun-tahun pembentukan. Jangan sampai bentukan yang salah dari masa dini akan berlanjut sampai anak menjadi dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar