Kamis, 04 Agustus 2011

Sebuah Keluarga "dicoba" dengan Kelumpuhan

Hikz…hikz…
MySpace

Trenyuh sekali hati ini rasanya. Tadi sewaktu saya mau melaksanakan sholat duhur, saya sempatkan menyaksikan acara disebuah stasiun televisi swasta. Dimana pada acara tersebut menampilkan tentang berita penyakit lumpuh yang banyak di derita warga Sidomulyo Boyolali Jawa Tengan. Kelumpuhan tersebut telah diderita sejak jaman dahulu kala. Sampai saat ini jumlah penderita yang masih hidup berjumlah 17 orang. dari jumlah demikian dianteranya sudah mengalami kelumpuhan total dan beberapa lainnya masih berjalan tertatih. Ada beberapa warga yang mengatakan bahwa kelumpuhan tersebut dikarenakan ada nenek moyang mereka yang . Namun dari dinas kesehatan kelumpuhan ini karena faktor genetika.

Diwilayah tersebut terdapat sebuah keluarga dengan 5 anggota yang keempat anggotanya mengalami kelumpuhan. Kelima orang tersebut adalah kakak beradik. Menyaksikan keadaan keluarga tersebut membuat saya tidak mampu menahan air mata. Keadaan yang begitu mengenaskan. Betapa bersyukurnya saya selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT.

Dalam keluarga, kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Jadi diantara kelima bersaudara itu yang masih sehat yaitu anak nomor 2. Dialah yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia selalu berusaha semampunya untuk mengusahakan untuk kesembuhan keempat saudaranya. Dia rela bekerja setiap hari demi tercukupinya kebutuhan makan dan pengobatan untuk keluarga. Bekerja apapun, dari mulai tukang batu, berjualan apapun yang bisa menghasilkan uang, meski bayaran yang hanya Rp. 30.000,- setiap harinya. Sepulang bekerja, dia harus memasak makanan dan mengurus semua kebutuhan untuk keempat saudaranya.

Untuk anak yang pertama, kelumpuhannya baru menunjukkan gejala. Masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari, namun dengan keterbatasan. Kemudian anak yang ketiga dan kelima sudah mengalami kelumpuhan kronis sampai tidak mampu melakukan aktivitas apa-apa, mereka hanya bisa tergolek tak berdaya ditempat tidur. Untuk anak keempat, meskipun sudah lumayan parah, namun masih bisa sedikit-sedikit melakukan aktivitas, seperti menyuapi kakak-kakannya, membuat sapu lidi untuk mengisi waktu luang dan membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Padahal seikat sapu lidi hanya dihargai Rp. 2000,-. Semua aktivitasnya dilakukan dengan kaki yang tertatih-tatih. Meskipun dengan keadaan seperti sekarang ini, mereka masih mempunyai harapan untuk sembuh, dan memiliki kekuatan untuk menjalani semua cobaan. Mereka mempunya cita-cita dan harapan untuk hidup yang lebih baik.

Astaghfirullah.. Begitu beratnya kehidupan mereka. Semoga engkau selalu memberikan kesehatan, kemurahan risky, dan berikanlah kesembuhan untuk keempat saudaranya. Semoga kesehatan selalu menyertai kita semua. Aku yakin engkau pasti akan memberikan kemudahan untuk kita semua. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al-Baqarah: 286).

Semoga segala ujian akan membawa pencerahan untuk meraih cinta dari Allah SWT. Amien..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar