Sabtu, 17 September 2011

58 langkah Asuhan Persalinan Normal

  1. Mendengar dan Melihat adanya tanda persalinan kala dua (Dorongan ingin meneran, Tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka)
  2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaka komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia : tempat datar dank eras, 2 kain dan 1 handuk bersih kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
  3. Pakai celemek plastic
  4. Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
  5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
  6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
  7. Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati- hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
  8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
  9. Dekontaminsai sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepas
  10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x / menit)
  11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
  12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
  13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
  14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
  15. Letakkan handuk bersih ( untuk menegringkan bayi ) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulvadengan diameter 5-6 cm
  16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
  17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
  18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
  19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
  20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahirannya
  21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
  22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
  23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
  24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing – masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya)
  25. Lakukan penilaian pada bayi ( Tangisan warna kulit, gerakan )
  26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk kering. Biarkan bayi diatas perut ibu
  27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua
  28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
  29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
  30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
  31. Potong tali pusat diantara 2 klem, dan ikat dengan benag DTT. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
  32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
  33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
  34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
  35. Letakkan satu tanga diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
  36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan uterus kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso cranial) secara hati – hati.
  37. Lakukan penegangan dan dorso cranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti poros jalan lahir
  38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tepatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
  39. Segeta setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan difundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
  40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan periksa selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus
  41. Evalusasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
  42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
  43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada ibu paling sedikit 1 jam
  44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis, dan vitamin K1 1 Mg IM dip aha kiri anterolateral
  45. Setelah satu jam pemberian Vitamin K, berikan suntukan imunisasi hepatitis B dip aha kanan anterolateral
  46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
  47. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
  48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
  49. Memeriksa nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 menit pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan
  50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)
  51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi
  52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai
  53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lender, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
  54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memerikan ASI. Anjurkan keluarga untuk member minum dan makanan yang diinginkan
  55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
  56. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 % balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
  57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
  58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) periksa tanda vital dan asuhan kala IV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar